Senin, 13 Juni 2011

Pengambilan Keputusan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. PENGERTIAN
Pengambilan keputusan ialah proses memilih sejumlah alternative. Pengambilan keputusan penting bagi administrator pendidikan karena proses pengambilan keputusan mempunyai peran penting dalam memotivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan organisasi. Setiap level administrasi sekolah mengambil keputusan secara hierarkis. Keputusan yang diambil administrator berpengaruh terhadap pelanggan pendidikan terutamapeserta didik. Oleh karena itu, setiap administrator pendidikan harus memiliki keterampilan mengambil keputusan secara cepat dan tepat.

B. TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN
Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang, dll.
2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg jarang terjadi.


C. MODEL-MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Model pengambilan keputusan rasional
Keputusan dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu terprogram (structured) dan tidak terprogram (unstructured). Keputusan teprogram ialah keputusan yang selalu diulang kembali. Contohnya: keputusan kenaikan kelas peserta didik. Keputusan pengangkatan, keputusan penetapan gaji pegawai baru, dan sebagainya. Sedangkan keputusan tidak terprogram ialah keputusan yang diambil untuk menghadapi situasi rumit atau baru. Contohnya: keputusan lembaga baru, keputusan terjadinya musibah kebakaran, kebanjiran, robohnya sekolah, dan sebagainya. Keputusan tidak terprogram disebut juga pemecahan masalah.
2. Model pengambilan keputusan klasik
Model pengambilan keputusan klasik berasumsi bahwa keputusan merupakan proses rasional dimana keputusan diambil dari salah satu alternatif terbaik. Model klasik didasarkan konsep rasionalitas lengkap (complete rationality). Sesuai dengan model klasik, proses pengambilan keputusan dibagi atas enam langkah logis sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah
b. Menentukan alternatif
c. Menilai alternatif
d. Memilih alternatif
e. Menerapkan alternatif
f. Menilai keputusan
3. Model pengambilan keputusan perilaku
Model ini didasarkan pada seberapa jauh keputusan itu dapat memberikan kepuasan. Model ini juga mempertimbangkan pengambilan keputusan atas dasar rasionalitas konstektual dan rasionalitas respektif. Rasionalitas konstektual artinya keputusan tidak hanya didasarkan oleh ketentuan tersurat (tekstual), tetapi juga yang tersirat, (konstektual).
4. Model pengambilan keputusan berdasarkan manfaat
Dasar pemikirannya adalah: 1. mutu keputusan, 2. nkreativitas keputusan, 3. penerimaan keputusan, 4. pemahaman keputusan, 5. pertimbangan keputusan dan 6. ketetapatan keputusan.
Mutu keputusan artinya pengetahuan dan informasi kelompok melebihi individu. Kelompok dapat mengatasi atau menutupi kelemahan dan kekurangan individu. Asumsinya ialah keputusan kelompok lebih bermutu dibandingkan dengan keputusan individu. Manfaat keputusan lebih besar dirasakan kelompok dibandingkan dengan manfaat bagi individu.
Kreativitas keputusan artinya, kreativits kelompok lebih banyak dan cenderung lebih baik daripada kreativitas individu. Asumsinya kreativitas bersama lebih bermanfaat daripada kreativitas individu.
Penerimaan keputusan artinya, pembuatan keputusan secara partisipasi kelompok lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan dengan keputusan yang dibuat seara individu. Kelompok merasa dilibatkan dalam membuat keputusan. Asumsinya, keputusan yang dibuat secara kelompok lebih bermanfaat karena lebih diterima kelompok daripada keputusan yang dibuat individu.
Pemahaman keputusan artinya kelompok akan lebih memahami keputusan yang dibuatnya bersama daripada memahami keputusan yang dibuat oleh individu.
Pertimbangan keputusan artinya kelompok akan lebih efektif dalam menentukan keputusan terbaik dibandingkan dengan piihan individu. Asumsinya, manfaat pilihan bagikelompok akan lebih besar jika ditentukan oleh kelompok daripada individu.
Ketepaatn keputusan artinya kelompok lebih tepat dalam memutuskan daripada individu. Asumsinya, kelompok lebih dapat mengontrol pikiran individu secara objektif dan dapat menghindari kesalahan individu.
5. Model pengambilan keputusan berdasarkan masalah
Ada tiga tendensi khusus yang dapat merusak proses keputusan kelompok, yaitu 1. pikirna kelompok, 2. perubahan berisiko dan 3. eskalasi komitmen.
Pikiran kelompok yang dapat menggangggu proses keputusan berupa: 1. tanpa sengaja menajadi sangat optimis dan berani mengambil resiko terberat., 2. pembenaran oleh kelompok yang belum tentu benar menurut individu lainnya, 3. kelompok mengabaikan moral dan etika, 4. kelompok membangun stereotype sebagai pihak yang menentang pemimpinnya, 5. kelompok mendapat tekanan pihak lain, 6. kelompok kurang menyensor dirinya, 7. kebulatan suara hanya untuk mendapatkan keserahaman, dan 8. kelompok melindungi pola pikirnya.
Gejala-gejala perubahan tanggung jawab; 1. kelompok menyebarkan tanggung jawabnya ke anggota, 2. ketua kelompok paling besar resikonya dengan anggotaya, dan mengajak anggotanya untuk menjadi lebih besar lagi resikonya, 3. diskusi kelompok menguji pro dan kontra, konsekuensinya rasa kekeluargaan lebih besar dalam seluruh aspek masalah dan mengarah kepada tingginya resiko, dan 4. resioko dalam bermasyarakat diharapkan oleh budaya kita, jika masyarakat ingin maju.
Komitmen yang berlebihan juga dapat mengganggu keputusan kelompok karena tidak semua anggota senang bekerja keras.
6. Model pengambilan keputusan berdasarkan lapangan
Model ini paling banyak digunakan sekolah karena ingin melibatkan partisipasi warga sekolah dalam mengambil keputusan. Lima teknik penting dalam pengambilan keputusan berdasarkan lapangan adalah 1. Curah pendapat (brain storming), 2. Teknik grup nominal, 3. Teknik delpi, 4. Pembela yang menantang apa yang dianggap baik (devil advocate).
Langakah curah pendapat: 1. Sebelum curah pendapat tentukan dahulu topiknya, 2. Setiap anggota bertanggung jawab atas ucapannya, 3. Setiap anggota menyampaikan pendapatnya bergiliran sampai semua memberikan pendapatnya, 4. Anggota yang belum memberikan pendapatnya dapat menyatakan “pass” sampai kesempatan berikutnya, 5. Jangan mengomentari pendapat orang lain, 6. Kalau ada yang mengomentari, pimpinan siding harus menyetopnya, 7. Akan lebih cepat kalau pendapat ditulis, 8. Apabila tidak ada lagi pendapat yang masuk,curah pendapat dinyatakan selesai, 9. Pendapat yang sama dikelompokkan, 10. Pendapat yang masuk nominasi diteliti dan dibahas, 11. Jika tidak ada kesepakatan untuk memutuskan pendapat terbaik, baru diadakan voting.

D. TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan:
1. Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.
2. Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah.
3. Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan.
4. Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar